Gita, seorang penyuka puisi yang tomboy, selalu bangga pada Mas Gagah, abangnya yang nyaris sempurna. Gagah yang tampan, cerdas, dan modern selalu menjalankan sholat tepat waktu, menjadi tulang punggung keluarga setelah ayah mereka meninggal. Sambil kuliah, Gagah pergi ke Maluku Utara untuk membantu dosen pembimbing skripsinya menyempurnakan konsep pembangunan menara pemancar. Namun, selama di pedalaman, ia mengalami kecelakaan dan hilang kontak. Gagah dirawat oleh Kyai Ghufron, seorang pemimpin pesantren yang bersahaja dan dihormati di wilayah tersebut. Selama Gagah pergi, Gita beberapa kali bertemu Yudi di bus, kereta api, dan tempat-tempat lain. Yudi adalah sosok yang gemar mengajak orang pada kebaikan, mencerahkan dan menguatkan setiap orang yang ia temui, termasuk di area pemukiman yang terdampak musibah. Meskipun Gita merasa penasaran, ia tidak merasa perlu untuk mengenal Yudi lebih jauh. Setelah dua bulan, Gagah kembali dengan perubahan yang mengejutkan. Kini, ia menunjukkan semangat baru dalam menjalankan ajaran Islam dan sering menasihati Gita untuk lebih mendalami agama. Gita merasa sebal, terutama setelah melihat sahabatnya, Tika, mengenakan jilbab. Ceramah-ceramah sederhana dari Yudi dan kehadiran Tika serta Nadia mulai menggugah kesadaran Gita. Gita juga menikmati waktu di "Rumah Cinta," tempat singgah penuh buku yang dibangun Gagah untuk anak-anak dhuafa di pinggiran Jakarta. Di sana, ia menyaksikan persahabatan Gagah dengan Urip, Asep, dan Ucok, mantan preman yang kini mengelola tempat tersebut. Gita bertekad memberi kejutan pada Gagah dengan mengenakan jilbab di hari ulang tahunnya yang ke-18. Namun, rencana baiknya terancam gagal akibat kerusuhan yang direkayasa oleh oknum preman.
sebagai Nadia
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai ...
sebagai Gagah
sebagai Gita
sebagai ...
Mohammad Suhaemi bin Ali Dad Khan
sebagai ...
sebagai ...
sebagai Yudi
Belum ada ulasan dari pengguna.